Stres selama kehamilan berkaitan dengan risiko epilepsi pada anak

Stres selama kehamilan tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu hamil, tetapi juga dapat berpengaruh pada kesehatan anak yang belum lahir. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat meningkatkan risiko anak mengalami epilepsi.

Epilepsi adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan serangan epilepsi yang tidak terkendali. Penyebab pasti dari epilepsi belum diketahui, namun beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk faktor genetik, cedera kepala, dan gangguan perkembangan otak.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology menemukan bahwa wanita yang mengalami stres selama kehamilan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan epilepsi. Penelitian ini melibatkan lebih dari 100.000 pasangan ibu dan anak yang dilakukan selama 12 tahun di Denmark.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami stres selama kehamilan memiliki risiko hampir dua kali lipat untuk melahirkan anak dengan epilepsi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami stres selama kehamilan. Selain itu, risiko ini tetap signifikan setelah penelitian mengontrol faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hasil, seperti usia ibu, riwayat epilepsi keluarga, dan penyakit kronis lainnya.

Meskipun hubungan antara stres selama kehamilan dan risiko epilepsi pada anak belum sepenuhnya dipahami, namun para peneliti mengatakan bahwa stres dapat memengaruhi perkembangan otak janin dan sistem saraf, yang kemudian dapat meningkatkan risiko epilepsi pada anak.

Untuk itu, penting bagi ibu hamil untuk mengelola stres selama kehamilan dengan baik. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres meliputi berolahraga secara teratur, bermeditasi, mendengarkan musik yang menenangkan, dan berbicara dengan orang yang dicintai.

Selain itu, penting juga bagi calon ibu untuk mendapatkan dukungan sosial dan medis yang memadai selama kehamilan. Konsultasikan dengan dokter atau bidan jika merasa stres berkepanjangan selama kehamilan, agar dapat diberikan penanganan yang tepat dan mencegah risiko kesehatan bagi diri sendiri dan janin. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para ibu hamil.