Perundungan atau bullying adalah perilaku yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Namun, bagaimana jika anak sendiri yang menjadi pelaku perundungan? Tentu sebagai orangtua, hal ini bisa menjadi dilema tersendiri. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua jika anaknya menjadi pelaku perundungan.
Pertama-tama, penting untuk berbicara dengan anak dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Cobalah untuk mendengarkan dengan sabar dan tanpa menghakimi. Mungkin ada alasan tertentu yang membuat anak melakukan perundungan, seperti masalah di rumah atau tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Setelah mengetahui penyebabnya, orangtua perlu memberikan pemahaman kepada anak tentang dampak negatif dari perilaku perundungan. Ajak anak untuk merasakan empati terhadap korban perundungan dan berusaha memahami perasaan mereka.
Selain itu, orangtua juga perlu memberikan penjelasan tentang nilai-nilai moral yang seharusnya dimiliki oleh anak, seperti menghargai orang lain dan tidak memperlakukan orang lain dengan kasar. Berikan contoh-contoh nyata tentang dampak buruk dari perundungan, baik bagi korban maupun pelaku.
Selain itu, orangtua juga perlu memberikan sanksi yang tepat kepada anak sebagai konsekuensi dari perilaku perundungan yang dilakukan. Sanksi ini bisa berupa pembatasan aktivitas anak, seperti tidak boleh menggunakan gadget atau bermain dengan teman-teman selama beberapa waktu.
Terakhir, dukung anak untuk berubah dan belajar dari kesalahan yang telah dilakukan. Berikan motivasi dan dorongan agar anak mau mengubah perilaku negatifnya menjadi perilaku yang lebih positif dan membantu orang lain.
Dalam menghadapi anak yang menjadi pelaku perundungan, kesabaran, pemahaman, dan pendekatan yang tepat sangatlah penting. Orangtua memiliki peran yang sangat besar dalam membimbing anak agar bisa berperilaku baik dan tidak merugikan orang lain. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, anak bisa belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi perilaku perundungan di masa mendatang.