Seorang cendikiawan Muslim baru-baru ini mengingatkan pentingnya skeptisisme dalam isu boikot yang sedang marak di masyarakat. Isu boikot seringkali muncul sebagai bentuk protes atau tindakan melawan suatu perusahaan atau individu yang dianggap melanggar nilai atau prinsip tertentu.
Namun, menurut cendikiawan tersebut, sebelum memutuskan untuk ikut dalam aksi boikot, kita sebagai masyarakat harus lebih dulu melakukan penelitian dan verifikasi terhadap informasi yang diterima. Kita tidak boleh mudah percaya pada informasi yang belum tentu benar dan akurat, karena hal tersebut dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Skeptisisme adalah sikap yang bijaksana dalam menghadapi berbagai informasi dan opini yang tersebar di media sosial maupun media konvensional. Kita harus mampu memilah dan memilih informasi yang benar dan tidak terpengaruh oleh hoaks atau informasi palsu.
Selain itu, cendikiawan juga menekankan pentingnya dialog dan diskusi yang sehat dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Boikot seharusnya bukan menjadi cara utama untuk menyelesaikan masalah, namun lebih kepada mencari solusi yang bersifat konstruktif dan berkelanjutan.
Dengan adanya skeptisisme dan dialog yang sehat, diharapkan masyarakat dapat menghindari aksi-aksi yang bersifat emosional dan impulsif. Kita sebagai masyarakat yang cerdas dan berpendidikan harus mampu menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan sikap yang bijaksana.
Sebagai cendikiawan Muslim, ia juga mengajak seluruh umat Islam untuk menjaga akhlak dan etika dalam berinteraksi dengan sesama. Kita harus mampu menghargai perbedaan pendapat dan bersikap toleran terhadap orang lain, tanpa perlu melakukan aksi boikot yang justru dapat merugikan banyak pihak.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya skeptisisme dan dialog yang sehat, diharapkan masyarakat dapat lebih bijaksana dalam menanggapi isu-isu kontroversial dan tidak terjebak dalam sikap radikalisme dan ekstremisme. Semoga kita semua dapat menjadi masyarakat yang cerdas dan beradab dalam menyikapi berbagai permasalahan yang dihadapi.